Indonesia
Mencopet Ilmu atau yang lebih dikenal dengan istilah IMI adalah sebuah
komunitas dari teman-teman perikanan yang dibentuk dengan tujuan berbagi ilmu
dengan anak-anak jalanan. Komunitas ini
terbentuk saat para anggota IMI sedang makan siang bareng, setelah kunjungan
praktikum bioper pada bulan Desember. Saat itu wisnu dan sinta mempunyai sebuah
ide untuk berbagi ke anak jalanan. Ide itu kemudian disampaikan ke teman-teman
yang lain. teman teman pun Langsung
menyetujui ide tersebut.
Pemberian nama Indonesia Mencopet
Ilmu merupakan usul dari salah satu anggota IMI yakni wisnu. Pemberian nama
yang cukup unik ini dimaksudkan agar anak-anak jalanan tidak begitu canggung
dengan anggota IMI sehinggadiharapkan dapat terjadi keakraban antara anggota
IMI dengan anak-anak jalanan tersebut.
IMI
mulai bergerak pada awal tahun ini. Langkah awal yang dilakukan oleh para
anggota IMI untuk menarik minat para anak jalanan adalah dengan membagikan
makan dan alat tulis ke anak jalanan. Saat pembagian tersebut anak-anak jalanan
langsung diajak untuk belajar bareng oleh IMI dan respon mereka pun baik. Saat
ini anak jalanan yang diajar oleh IMI hanya anak jalanan disekitar UIN. “saat
pembagian itu kita sudah keliling dari sekitar UGM hingga daerah Giwangan,
namun anak-anak jalanan yang berhasil kita temui hanya di sekitar UIN dan Giwangan saja “ ujar agung. Di sekitar UIN mereka mau langsung untuk
diberi pelajaran, namun yang di giwangan karena daerahnya agak jau dan
kurangnya follow up dari kita mereka hilang, tambahnya.
Kegiatan IMI ini dilaksanakan setiap
hari rabu dan ahad. Pada awalnya jumlah anak yang diajar oleh IMI tidaklah
banyak yakni hanya tiga anak saja. Namun seiring waktu jumlah anak-anak yang
ingin diajar terus bertambah hingga sembilan anak. Semula tempat mengajar IMI berada
di halaman wisma PU yang letaknya tepat didepan UIN, namun karena adanya sebuah
ketidaknyamanan maka tempat untuk mengajar dipindah ke hatta yang letaknya
tidak jauh dari tempat semula. Materi yang diajarkan oleh teman-teman IMI
adalah semua materi anak SD.
Saat ini jumlah anggota IMI adalah
15 orang yang terdiri dari teman-teman perikanan. “Sebenarnya masih ada dua
orang lagi yang beraasal dari luar perikanan namun sampai saat ini kita masih
menunggu komitmennya” ujar agung. Dalam setiap pelaksanaan kegiatannya IMI
menggunakan dana yang bersumber dari iuran wajib para anggotanya. Iuran ini
besarnya adalah lima ribu rupiah setiap minggunya. Selain dari iuran wajib,
sumber dana IMI juga berasal dari hasil keuntungan penjualan makanan yang
dilakukan para anggota IMI. Untuk mengevaluasi setiap kegiatan yang
dijalankannya dan untuk meningkatkan konsolidasi diantara anggotanya, IMI
melakukan rapat sekali dalam seminggu.
0 komentar:
Posting Komentar