Pages

07 Desember 2012

Review Jurnal : Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asal Laut Sulawesi Untuk Biokontrol Penyakit Vibriosis Pada Larva Udang Windu


Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asal Laut Sulawesi
Untuk Biokontrol Penyakit Vibriosis Pada Larva
Udang Windu (Penaeus monodon Fab.)
Ditulis oleh : Muliani, Antonius Suwanto, dan Yusminah Hala
            Udang windu adalah jenis udang air laut yang merupakan udang asli Indonesia (endemik). Udang ini merupakan jenis udang penaeid dari family Penaeidae. Dahulu udang ini menjadi primadona di pasar internasional. Bahkan budidaya udang ini menjadi trend pada tahun 70-an sampai awal tahun 90-an. Namun sekarang udang ini bukan menjadi primadona lagi di pasar internasional  akibat dari udang ini yang mudah terserang penyakit misalnya white spot dan vibriosis. Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelompok bakteri Vibrio sp. misalnya Vibrio harvey dengan gejala penyakit ini yakni warna kulit kusam dan hilangnya nafsu makan pada udang.
Vibriosis sangat mudah menyerang larva udang ini daripada udang dewasa. Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini dari mulai penggunaan antibiotic, penggunaan vaksin dan imunostimulan untuk merangsang kekebalan nonspecific udang, pemberian bahan aktif  sponge dan hydrozoan. Akan tetapi dari berbagai penelitian itu  yang  dinilai efektif saat ini untuk penggulangan vibriosis pada larva udang windu yakni penggunaan biokontrol.
Penggunaan bionkotrol menggunakan mikrobia yang dalam hal ini bakteri selain lebih efektif terhadap larva ikan, akan tetapi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam hal ini isolate bakteri yang digunakan sebagai biokontrol pertumbuhan/ mengurangi virulensi bakteri Vibrio harvey sebagai penyebab vibriosis pada larva udang windu adalah menggunakan isolate bakteri asal laut Sulawesi. Bakteri biokontrol ini diisolasi dari karang, air laut, dan sedimen pantai di Makasar, Pulau Lae-Lae, Pulau Kayangan, dan Pulau Balam Lompo menggunakan media TCBSA (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose Agar) dan media kaldu SWC (Sea Water Complete) 100 % yang mana media ini dibuat dari  air laut 750 ml, akuades 250 ml, bakto pepton 5 gr, ekstrak khamir 1 gr, gliserol 3 ml, dan bakto agar 15 gr, sedangkan morfologi isolate diidentifikasi menggunakan mikrobiologi standar. Pada penelitian ini dilakukan beberapa uji yakni:
1.    Uji daya hambat bakteri biokontrol asal Laut Sulawesi terhadap bakteri Vibrio harvey diisolasi dan ditumbuhkan  ke dalam medium TCBSA selama 24 jam untuk mengetahui daya hambat bakteri biokontrol terhadap pertumbuhan bakteri penyebab vibriosis.
2.    Karakterisasi dan uji sensitifitas bakteri biokontrol terhadap  antibiotic. Karakterisasi dilakukan dengan melakukan pewarnaan gram,uji oksidase, uji katalase, uji indol, uji motilitas, dan uji amilolitik, sedangkan pengujian sensitifitas bakteri biokontrol dilakukan terhadap antibiotic gentamisin, kloramfenikol, eritromisin, furazolidon, rifampisin (DIFCO) dengan konsentrasi 25 µg/ml.
3.    Uji patogenisitas bakteri biokontrol terhadap larva udang windu dilakukan dengan metode perendaman dengan pengamatan melalui kematian larva udang setelah perendaman selama 24 jam dan dibandingkan dengan perendaman tanpa bakteri, perendaman dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan.
4.    Uji tantang bakteri Vibrio harvey dengan bakteri biokontrol dilakukan secara in vitro dalam media kaldu SWC dalam labu Erlenmeyer dengan pengamatan terhadap kepadatan populasi bakteri biokontrol dengan bakteri Vibrio harvey , pengujian dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan.
5.    Identifikasi bakteri biokontrol, bakteri biokontrol diindentifikasi berdasarkan sekuen 16S-rRNA yang selanjutnya dibuat pohon filogenetiknya dari hasil data analisis FASTA sekuen DNA.
Dari berbagai uji ini dapat diketahui bahwa lautan berpotensi sebagai penghasil bakteri biokontrol terhadap vibriosis. Pada umunya bakteri bionkontrol penghambat pertumbuhan Vibrio harvey sebagai penyebab vibriosis pada larva udang windu termasuk bakteri gram negatif dan berbentuk batang pendek dengan warna koloni umumnya kuning dan sensitif terhadap antibiotic gentamisin, kloramfenikol, rifampisin, eritromisin. Hasil uji juga menunjukan bahwa bakteri biokontrol ini tidak bersifat patogen terhadap larva udang windu. Jenis isolate bakteri biokontrol asal Laut Sulawesi yang paling baik adalah isolate BL542 karena isolate bakteri biokontrol ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab vibriosis pada larva udang windu dengan cara menekan pertumbuhan  Vibrio harvey dalam air tempat larva udang windu hidup, serta mampu mengurangi pelekatan Vibrio harvey terhadap larva udang windu disebabkan bakteri isolate BL542 lebih cepat berkolonisasi sehingga Vibrio harvey tidak dapat mengkolonisasi larva udang windu dengan maksimal akibatnya dapat mengurangi pertumbuhan koloni Vibrio Harvey  pada larva udang windu.

0 komentar:

About IMI Community

Foto Saya
IMI Jogja
wadah untuk
Lihat profil lengkapku
Thanks Graphics