Pages


My Kata Mutiara

The speak is slowly but the think is quickly

15 Maret 2013

Fishery and Ocean Education Science Bank: SFI Affiliate Business : Bisnis Mudah, Cepat, dan ...

Fishery and Ocean Education Science Bank: SFI Affiliate Business : Bisnis Mudah, Cepat, dan ...: Anda seorang pebisnis? atau anda ingin memulai berkarir di dunia bisnis? Tidak ada salahnya mencoba menjadi anggota pebisnis online. Ada banyak memang bisnis online di dunia maya tapi saya lebih menyarankan untuk bisnis online di SFI Affiliate. Mengapa harus memilih bisnis online di SFI Affiliate? Ada banyak manfaat dan keuntungan bisnis online di SFI Affiliate


09 Desember 2012

Daphnia sp.


Daphnia sp. sering digunakan sebagai pakan alami untuk larva ikan air tawar dan ikan hias, misalnya saja ikan molly dan ikan guppy. Daphnia sering disebut juga kutu air atau water fleas atau juga freshwater cladoceran. Dalam ekosistem air tawar, daphnia hidup sebagai zooplankton yang bersifat motil. Daphnia dapat ditemukan di daerah tropis hingga daerah artic. Organisme ini hidup di kolam-kolam, sawah, ataupun danau yang banyak mengandun bahan organik. 
Adapun taksonomi dari daphnia yakni:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Subfilum          : Crustace
Kelas               : Brachipoda
Subkelas          : Diplostraca
Ordo                : Cladocera
Subordo          : Eucladocera
Famili              : Daphnidae
Subfamili         : Daphnoidea
Genus              : Daphnia
Spesies            Daphnia sp.

Dengan demikian secara taksonomi, organisme ini termasuk jenis udang-udangan. Tubuhnya terdiri atas kepala menyatu dan batang tubuh (trunk). Pada beberapa spesies, sebagian besar anggota tubuhnya tertutup oleh carapace dengan enam pasang kaki semu yang berada pada rongga perut. Carapace merupakan external skeleton pada organisme ini, carapace bersifat keras karena tersusun atas kitin, sehingga carapace berfungsi sebagai perlindungan dari predator ataupun gesekan. Pada beberapa spesies dari organisme ini, bagian carapace-nya tembus cahaya dan tampak jelas melalui mikroskop bagian dalam tubuhnya. Bagian tubuh yang paling terlihat yakni mata, antena, dan sepasang seta. Antena terdiri atas 5-6 pasang yang berfungsi dalam lokomasi. Beberapa daphnia memakan rotifer kecil, crustacean, tapi sebagian besar hidup sebagai filter feeder, memakan algae, dan berbagai  macam detritus organik (protista/bakteri). Organisme ini hidup optimal pada suhu 180C-240C, dengan pH yang sedikit alkali antara pH 6,7-9,2. Perkembangbiakan pada daphnia dilakukan secara parthenogenesis dan reproduksi seksual. Parthenogenis dilakukan dengan menghasilkan anakan dari proses fertilisasi yang tanpa dibuahi oleh sperma indukan jantan daphnia., sedangkan reproduksi seksualnya dilakukan dengan penyatuan sperma-ovum dari kedua indukan daphnia melalui fertilisasi  untuk menghasilkan anakannya.

07 Desember 2012

Review Jurnal : Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asal Laut Sulawesi Untuk Biokontrol Penyakit Vibriosis Pada Larva Udang Windu


Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asal Laut Sulawesi
Untuk Biokontrol Penyakit Vibriosis Pada Larva
Udang Windu (Penaeus monodon Fab.)
Ditulis oleh : Muliani, Antonius Suwanto, dan Yusminah Hala
            Udang windu adalah jenis udang air laut yang merupakan udang asli Indonesia (endemik). Udang ini merupakan jenis udang penaeid dari family Penaeidae. Dahulu udang ini menjadi primadona di pasar internasional. Bahkan budidaya udang ini menjadi trend pada tahun 70-an sampai awal tahun 90-an. Namun sekarang udang ini bukan menjadi primadona lagi di pasar internasional  akibat dari udang ini yang mudah terserang penyakit misalnya white spot dan vibriosis. Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelompok bakteri Vibrio sp. misalnya Vibrio harvey dengan gejala penyakit ini yakni warna kulit kusam dan hilangnya nafsu makan pada udang.
Vibriosis sangat mudah menyerang larva udang ini daripada udang dewasa. Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini dari mulai penggunaan antibiotic, penggunaan vaksin dan imunostimulan untuk merangsang kekebalan nonspecific udang, pemberian bahan aktif  sponge dan hydrozoan. Akan tetapi dari berbagai penelitian itu  yang  dinilai efektif saat ini untuk penggulangan vibriosis pada larva udang windu yakni penggunaan biokontrol.
Penggunaan bionkotrol menggunakan mikrobia yang dalam hal ini bakteri selain lebih efektif terhadap larva ikan, akan tetapi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam hal ini isolate bakteri yang digunakan sebagai biokontrol pertumbuhan/ mengurangi virulensi bakteri Vibrio harvey sebagai penyebab vibriosis pada larva udang windu adalah menggunakan isolate bakteri asal laut Sulawesi. Bakteri biokontrol ini diisolasi dari karang, air laut, dan sedimen pantai di Makasar, Pulau Lae-Lae, Pulau Kayangan, dan Pulau Balam Lompo menggunakan media TCBSA (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose Agar) dan media kaldu SWC (Sea Water Complete) 100 % yang mana media ini dibuat dari  air laut 750 ml, akuades 250 ml, bakto pepton 5 gr, ekstrak khamir 1 gr, gliserol 3 ml, dan bakto agar 15 gr, sedangkan morfologi isolate diidentifikasi menggunakan mikrobiologi standar. Pada penelitian ini dilakukan beberapa uji yakni:
1.    Uji daya hambat bakteri biokontrol asal Laut Sulawesi terhadap bakteri Vibrio harvey diisolasi dan ditumbuhkan  ke dalam medium TCBSA selama 24 jam untuk mengetahui daya hambat bakteri biokontrol terhadap pertumbuhan bakteri penyebab vibriosis.
2.    Karakterisasi dan uji sensitifitas bakteri biokontrol terhadap  antibiotic. Karakterisasi dilakukan dengan melakukan pewarnaan gram,uji oksidase, uji katalase, uji indol, uji motilitas, dan uji amilolitik, sedangkan pengujian sensitifitas bakteri biokontrol dilakukan terhadap antibiotic gentamisin, kloramfenikol, eritromisin, furazolidon, rifampisin (DIFCO) dengan konsentrasi 25 µg/ml.
3.    Uji patogenisitas bakteri biokontrol terhadap larva udang windu dilakukan dengan metode perendaman dengan pengamatan melalui kematian larva udang setelah perendaman selama 24 jam dan dibandingkan dengan perendaman tanpa bakteri, perendaman dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan.
4.    Uji tantang bakteri Vibrio harvey dengan bakteri biokontrol dilakukan secara in vitro dalam media kaldu SWC dalam labu Erlenmeyer dengan pengamatan terhadap kepadatan populasi bakteri biokontrol dengan bakteri Vibrio harvey , pengujian dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan.
5.    Identifikasi bakteri biokontrol, bakteri biokontrol diindentifikasi berdasarkan sekuen 16S-rRNA yang selanjutnya dibuat pohon filogenetiknya dari hasil data analisis FASTA sekuen DNA.
Dari berbagai uji ini dapat diketahui bahwa lautan berpotensi sebagai penghasil bakteri biokontrol terhadap vibriosis. Pada umunya bakteri bionkontrol penghambat pertumbuhan Vibrio harvey sebagai penyebab vibriosis pada larva udang windu termasuk bakteri gram negatif dan berbentuk batang pendek dengan warna koloni umumnya kuning dan sensitif terhadap antibiotic gentamisin, kloramfenikol, rifampisin, eritromisin. Hasil uji juga menunjukan bahwa bakteri biokontrol ini tidak bersifat patogen terhadap larva udang windu. Jenis isolate bakteri biokontrol asal Laut Sulawesi yang paling baik adalah isolate BL542 karena isolate bakteri biokontrol ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab vibriosis pada larva udang windu dengan cara menekan pertumbuhan  Vibrio harvey dalam air tempat larva udang windu hidup, serta mampu mengurangi pelekatan Vibrio harvey terhadap larva udang windu disebabkan bakteri isolate BL542 lebih cepat berkolonisasi sehingga Vibrio harvey tidak dapat mengkolonisasi larva udang windu dengan maksimal akibatnya dapat mengurangi pertumbuhan koloni Vibrio Harvey  pada larva udang windu.

IUU Fishing : Cause and Effect


IUU fishing (Illegal, Unreported, Unregulated Fishing) is unauthorized fishing activities which  the activities are  not reported to the competent fisheries management institutions, also unregulated in laws. Illegal fishing refers to activity which is conducted by national or foreign vessels in waters under the jurisdiction of a state, without the permission of that state, or in contravention of  its laws and regulations. It is also conducted by vessels flying the flag of States party to a relevant regional fisheries management organisation (RFMO) but operating in contravention of the conservation. Unreported fishing is usually referring to activities which have not been reported, or have been misreported to the relevant national authority in contravention of national laws and regulations or undertaken in the area of competence of a relevant RFMO which have not been reported or have been misreported in contravention of the reporting procedures of that organization. Unregulated fishing means that in fishing ground, the fish or fish resources are caught without thinking about sustainability of the resources.
IUU fishing can be happened by some factors. There is limitation of fishing equipment and lack of national fishing fleet, law enforcement at sea and criminal provisions, also limitation of fishing tools. In developing country just like Indonesia, IUU fishing is caused by limitation of fishing equipment and lack of fishing fleet, law enforcement at sea and criminal provisions. In Indonesia, case of IUU fishing can be found at eastern Indonesia Sea for example Arafura Sea. The fishermen catch fish there with only limited equipment. In addition, they also catch fish by traditional equipment so it affects to fish catch. The fish catch will be less than catch fish by modern fish equipment such as echo sounder and fish finder. Fish finder is usually used to determine schools of fish target whereas echo sounder is used to determine fishing ground. Echo sounder and fish finder will facilitate fish catching so it will increase fish catch. Limited and non modern equipment definitely will enlarge another fisherman’s opportunity to catch fish at Indonesia in big scale. Lack of fishing fleet influences to monitoring and controlling another country fishing boat and also complicate in catching up illegal fishing ship. Besides that, lack of law enforcement at sea and criminal provisions in Indonesia will aggravate Indonesian fishery condition because it will enlarge opportunity of illegal fishing and IUU fishing case will often happen. Moreover the perpetrators of IUU fishing are not wary to do it because of criminal provisions lack. Developed country is usually identified as perpetrators of IUU fishing because they have full and modern fishing equipments such as Australian and Malaysia. It is not only rumor but it is fact. Both countries are often looked catch fish in Indonesian sea area. It can be identified from their ship flag. When Indonesian fishing fleet will catch up they lost because of lack national fishing fleet.
Case of IUU fishing gives negative effects to Indonesian people. There are some impacts from IUU fishing. Overfishing is one of them. Overfishing is a non-sustainable use of the oceans because it catches too much fish for the system to support leads to an overall degradation to the system.Overfishing occurs when fish are caught faster than they can reproduce, and for many scientists it has become one of the greatest impacts of people activity on oceans. Overfishing increases the vulnerability of  ocean ecosystems and may contribute to the decline of other marine species including birds and mammals. In another literature, Lincoln (2008) said that overfishing occurs when fishing activities reduce fish stocks below an acceptable level. This can occur in any body of water from a pond to the oceans. Ultimately overfishing can lead to resource depletion in cases of subsidised fishing, low biological growth rates and critical low biomass levels (e.g. by critical depensation growth properties), for example overfishing of sharks has led to the upset of entire marine ecosystems. Furthermore overfishing can decrease sea organism population which is affect to rare or extinct some fish species.  The ability of a fishery to recover after overfishing depends on whether the ecosystem conditions are suitable for the recovery. Dramatic changes in species composition can result in an ecosystem shift which influence equilibrium energy flows.
            IUU fishing can be solved by Increasing of fishing budget funds to complete facilities such as fishing equipment (fish finder/echo sounder) for fisherman and increasing national fishing fleet to monitor another country fishing ship through VMS (Vessel Monitoring System). VMS is not only monitoring vessel movements relating to: the ship's position, velocity ship, trajectory path (tracking) ship and the time of the violation but also
 VMS tracking results can be used as materials analysis to determine abuse of fishing gear, fishing area violations, practices transshipment, the compliance report at the fishing  port. It also helps to provide position information to the ship in some cases crimes at sea (lost contact, hijacking, accident) and can be used as source code in fish resource management: know the results fishing effort, knowing the level of resource utilization, and become a material management of fish resources management policy because it can be integrated with satellite radar systems or other detection devices to identify the ships that do not have a transmitter (an indication of the vessel illegal). It can be taken a conclusion that IUU fishing give negative effect such as overfishing which can be solved by increasing national fishing fleet to monitor  another country fishing ship through VMS (Vessel Monitoring System).

04 Desember 2012

Tombo Ati


Kepada Engkau yang menyimpan kesengsaraan dalam kebisuan
Kepada engkau yang menangis dalam batin karena dikalahkan, karena disingkirkan, diusir, ditinggalkan
atau sangat-sangat susah untuk ketemu dengan namanya keadilan
Aku ingin bertamu ke lubuk hatimu saudara-saudaraku
Untuk mengajakmu istirahat sejenak
Mengendapkan hati bernyanyi, mengendapkan hati dan bernyanyi

Saudara-saudaraku sesama orang kecil di pinggir jalan
Sedulur-sedulurku di dusun-dusun di kampung-kampung perkotaaan
Karib-karibku di gang-gang kotor di gubug-gubug tepi sungai yang darurat
atau mungkin saudara-saudaraku di rumah-rumah besar di kantor-kantor mewah namun memendam semacam keperihan diam-diam

 Aku ajak engkau semua sahabat-sahabatku saudara-saudaraku untuk menarik nafas sejenak duduk bersandar atau membaringkan badan, aku ajak engkau menjernihkan pikiran
Untuk menata hati menemukan kesalahan-kesalahan kita semua untuk tidak kita ulangi lagi
atau meneguhkan kebenaran-kebenaran untuk kita perjuangkan kembali.
Ayolah saudara-saudara rileks. . . . .


#Emha 


Renungan Senja


Taukah kau kawan hidup ini singkat?
Hanya 70 tahun  saja…
Saat kau akan berubah menjadi wajah penuh keriput
Rambut penuh uban
Tubuh digerogoti penyakit
Bahkan bisa saja hanya 20 tahun
Saat impian kecilmu belum sempat terwujud
Saat tawa belum menggenggam duniamu..
Taukah kawan...
Hidupmu tak bermanfaat?
Apa yang kau pikir?
Tak berguna dirimu diciptakan di dunia ini?
Hanya sampah?
Tak lebih untuk melengkapi skenario dunia

Apakah kau sempat berpikir
20 tahun hidupmu hanya berisi kesia-siaan belaka
20 tahun yang kau buang percuma
Hanya ecek-ecek canda,ecek-ecek cinta
Serta ecek-ecek masalah hidup
Kau mengganggap hidupmu sangat sulit?
Kau menganggap hanya kaulah yang paling tidak berguna
Hanya kaulah yang paling sengsara di dunia ini?
Jangan membebani diri sendiri kawan...
Hanya mengkasihani otak yang kau ajak menderita
Lihatlah sekitarmu, pekalah dengan hidupmu,,
Hidup ini terus berlanjut
Karena hidup tanpa titik
Hingga kematian menjemputmu...
Berjuanglah kawan…
 Untuk menghargai hidupmu yang singkat

Regarded and dedicated : Rosta Alannawa


28 November 2012

Cara Budidaya Belut Dalam Tong

Pada tulisan terdahulu sudah dibahas tentang cara budidaya ikan lele di ini. Untuk melanjutkan tulisan tersebut, maka kali ini kembali akan dipublikasikan mengenai cara budidaya belut. Adapun budidaya belut pada kesempatan ini yang dibahas adalah budidaya belut dalam tong.

Cara Budidaya Belut

Pembahasan mengenai cara budidaya belut dalam tong akan dimulai dari persiapan awal hingga masa panen tiba. Tentu dalam hal ini lahan yang tersedia juga sangat dibutuhkan meski tidak membutuhkan lahan yang luas.

Bagaimana cara budidaya belut ini secara lengkapnya, maka berikut bisa teman-teman ketahui secara detail yang disajikan oleh blog Karo Cyber untuk Anda.

1. Perlengkapan


Hal yang paling utama dan pertama sekali yang harus dipersiapkan dalam budidaya belut didalam tong adalah peralatan-peralatan sebagai berikut:
  • Tong atau Drum, disarankan yang terbuat dari bahan plastik agar tidak berkarat.
  • Paralon
  • Kawat Kasa
  • Tandon sebagai penampung air
  • Ember, cangkul, baskom dan juga jerigen.
2. Persiapan dan Teknik Budidaya Belut

Persiapan dan teknik budidaya belut perlu diketahui agar kelak mendapatkan hasil yang maksimal. Disini hal yang perlu diperhatikan adalah media pemeliharaan sebagai tempat berkembang biak atau media tempat membesarkan belut. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

A. Drum atau Tong
Drum yang digunakan untuk budidaya belut harus yang tidak bocor dan juga tidak berkarat. Bila drum yang digunakan terbuat dari besi atau kaleng, maka sebaliknya drum tersebut sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dari karat dan lakukan pengecetan ulang dan diamkan sampai kering hingga tidak berbau cat lagi.

Cara mempersiapkan drum atau tong sebagai media budidaya belut dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut ini:
  • Letakkanlah tong pada posisi tanah yang datar. Hal ini dilakukan agar media menjadi lebih luas.
  • Buka bagian tengan drum dan sisakan 5 cm pada bagian sisi kiri dan kanan.
  • Pasang alat sebagai penganjal agar drum tidak menggelinding dan bergerak.
  • Buat saluran pembuangan dibawah tong. Letak saluran pembuangan ini dapat disesuaikan dengan penampungan limbah pembuangan.
  • Buah peneduh tong, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan mengenai langsung ke permukaan drum. Bahan ini dapat dibuat dengan net atau waring dan bisa juga dibuat dengan bahan-bahan yang lebih sederhana lainnya.
B. Media Tanah

Media tanah yang digunakan adalah tanah yang tidak berpasir dan juga tanah yang tidak terlalu liat dan memiliki kandungan hara yang cukup. Dalam hal ini disarankan untuk menggunakan media tanah yang diambil dari sawah. Pematangan media tanah dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  • Masukkan tanah kedalam tong hingga ketinggian 30-40 cm
  • Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.
  • Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.
  • Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lembut dan gembur.
Perlu diketahui bahwa perlakuan diatas tidak berlaku untuk bahan baku tanah yang diambil dari sawah.

C. Media Instan Bokashi

Media ini dibuat diluar tong yang merupakan campuran dari bahan utama dan bahan campuran. Penggunaan 100 kilo bahan akan menghasilkan 90 kilo media instan bokashi. Untuk setiap tong ukuran 200 liter membutuhkan 40 kilo bokashi. Dalam pembuatan bokashi dibutuhkan bahan-bahan utama sebagai berikut:
  • Jerami padi (40 persen)
  • Pupuk Kandang (30 persen)
  • Bekatul (20 persen)
  • Potongan batang pisang (10 persen)
Bahan dan campurannya terdiri atas
  • EM4
  • Air Sumur
  • Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan molases.
Cara pembuatan media instan bokashi dilakukan sebagai berikut:
  • Cacah jerami dan potongan batang pisang dan kemudian dikeringkan terlebih dahulu. Tanda bahan yang sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
  • Campurkan bahan cacahan diatas dengan bahan pokok lainnya dan aduk hingga merata.
  • Campurkanlah bahan ini sedikit demi sedikit tetapi jangan terlalu basah.
  • Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4-7 hari. Bolak balik campuran agar tidak membusuk.
D. Mencampur Media Tanah dan Media Bokashi

Untuk mencapur media tanah dan media bokashi dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  • Masukkan media Bokashi kedalam tong dan aduk hingga merata.
  • Masukkan air kedalam tong hingga ketinggian 5 cm dan diamkanlah hingga terdapat plankton atau cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung tong tidak perlu ditutup.
  • Keluarkan air dari tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian yang sama.
  • Masukkkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak 3/4 bagian dan ikan-ikan kecil.
  • Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan diamkan selama 2 hari.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ketinggian seluruh media, kecuali media tumbuhan air tidak lebih dari 50 cm.

E. Masukkan bibit belut

Setelah seluruh media budidaya diatas dipersiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg atau dengan jumlah bibit sebanyak 160-200 ekor.

3. Perawatan

Perawatan belut yang dibudidayakan didalam tong relatif lebih mudah karena pemantauan budidaya juga relatif kecil. Tetapi demikian perawatan harus tetapi diperhatikan, diantaranya adalah:

a. Pemberian Pakan
Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang volume pemberian pakan. Tetapi sebaiknya pakan diberikan 5 persen dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang diberikan sebaiknya terdiri dari cacing, kecebong, ikan-ikan kecil, dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke-3 setelah bibit ditebar didalam tong. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut makan dialam bebas, yaitu sore dan malah hari.

b. Pengaturan Air
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan menimbulkan penyakit bagi belut. Pengaturan air ini dapat dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih kedalam tong. Sebaiknya air yang masuk berupa percikan air, dan hal ini sangat cocok dilakukan dengan menggunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sementara untuk saluran pembuangan dapat dilakukan dengan membuat lobang pada tong di ketinggian 8 cm dari genangan air pada media. Selain itu untuk mengatur pembuangan sisa kotoran percikan air juga sangat bermanfaat untuk menambah oksigen.

c. Perawatan Tanaman Air

Tanaman air ini juga digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan.

d. Pemberian EM4
EM4 berfungsi untuk menetralisir sisa-sisa pakan. Selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan dosis 1/2 sendok makan yang terlebih dilarutkan dalam 1 liter air.

e. Perawatan Disekitar Lokasi

Perawatan di sekitar lokasi ini dilakukan untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam.

4. Pemanenan

Pemanenan belut sudah dapat dilakukan setelah 3–4 bulan masa budidaya dilakukan atau sesuai dengan keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar. Pemanenan untuk media drum / tong tentunya lebih mudah , dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.

About IMI Community

Foto Saya
IMI Jogja
wadah untuk
Lihat profil lengkapku
Thanks Graphics